Makna Akikah dalam Islam, Kelahiran hingga Tanggung Jawab

globalsu | 13 September 2024, 07:18 am | 27 views

Aqiqah atau akikah adalah salah satu yang dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran seorang anak. Akikah, yang merupakan bentuk ibadah, memiliki banyak makna spiritual dan sosial dalam kehidupan umat Islam.

Selain sebagai wujud syukur, juga mengandung nilai-nilai sedekah, kebersamaan, dan tanggung jawab orang tua terhadap anak yang baru lahir. Makna paling mendasar dari aqiqah adalah ungkapan syukur kepada Allah SWT atas karunia kelahiran seorang anak.

Seorang anak adalah anugerah yang besar, dan melalui akikah, orang tua mengekspresikan rasa terima kasih mereka kepada Sang Pencipta. Hal ini juga sebagai bentuk pengakuan bahwa segala sesuatu, termasuk , adalah kehendak Allah yang harus disyukuri.

Dalam keyakinan Islam, aqiqah juga dianggap sebagai cara untuk menghapus dosa dan memberikan perlindungan kepada anak yang baru lahir dari berbagai bahaya atau gangguan. Sejak kelahirannya, seorang anak dianggap belum sepenuhnya bersih dari dosa-dosa keturunan yang diwariskan dari generasi sebelumnya.

Dengan melaksanakan akikah, orang tua berharap agar anak tersebut terlindung dari segala bentuk gangguan, baik yang bersifat fisik maupun spiritual. Aqiqah bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga simbol tanggung jawab orangtua terhadap anaknya.

Melalui akikah, orangtua menunjukkan komitmen mereka untuk membesarkan anak tersebut dalam ketaatan kepada Allah dan nilai-nilai Islam. Tanggung jawab ini tidak hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga meliputi pendidikan moral dan spiritual yang akan membentuk karakter anak dalam kehidupan mendatang.

Dalil Tentang Aqiqah Dari Hadits Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy, dia berkata : Rasulullah bersabda : Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya. (Shahih Hadits Riwayat Bukhari)

Pelaksanaan akikah melibatkan penyembelihan hewan, biasanya kambing, yang kemudian dagingnya dibagikan kepada kerabat, tetangga, dan fakir miskin. Ini adalah bentuk sedekah yang memiliki makna sosial yang sangat besar.

Aqiqah mengajarkan pentingnya berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama mereka yang kurang mampu. Hal ini juga memperkuat ikatan sosial antara keluarga yang melakukan akikah dengan masyarakat sekitar.

Salah satu bagian dari ritual aqiqah adalah mencukur rambut bayi. Tindakan ini memiliki makna simbolik sebagai bentuk penghapusan kotoran fisik dan spiritual. Dalam Islam, rambut yang tumbuh sejak dalam kandungan dianggap membawa kotoran, sehingga mencukur rambut pada hari ketujuh setelah kelahiran diharapkan bisa menghilangkan kotoran tersebut. Rambut yang dicukur biasanya ditimbang, dan orang tua disarankan untuk bersedekah sesuai dengan berat rambut tersebut dalam bentuk emas atau perak.

Akikah juga memiliki makna sebagai upacara penyambutan anak ke dalam keluarga secara resmi. Dalam tradisi Islam, aqiqah merupakan momen di mana anak tersebut diakui sebagai anggota keluarga yang sah, baik di hadapan Allah maupun di hadapan masyarakat.

Pada hari aqiqah, anak diberikan nama, yang juga memiliki makna penting karena nama tersebut akan menjadi identitas anak sepanjang hidupnya. Melalui aqiqah, orang tua memperkenalkan anak mereka kepada masyarakat luas, sambil memohon doa dan harapan baik dari orang-orang di sekitar.

Aqiqah adalah ibadah yang sarat makna dalam ajaran Islam. Selain sebagai bentuk syukur kepada Allah, akikah juga memiliki dimensi sosial, spiritual, dan moral yang sangat mendalam. Pelaksanaan akikah bukan hanya sebagai ritual semata, tetapi juga sebagai pengingat bagi orang tua tentang tanggung jawab mereka dalam mendidik dan membesarkan anak sesuai dengan ajaran agama.

Dengan berbagi kebahagiaan dan sedekah kepada sesama, akikah mempererat ikatan sosial dan membawa berkah bagi keluarga yang melaksanakannya. Sebagai tradisi yang telah diajarkan oleh Rasulullah, akikah memiliki tempat istimewa dalam kehidupan umat Islam di seluruh dunia.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Berita Terkait